Selain Covid-19, 7 Wabah Ini Penyebab Kematian Terbesar!
Admin September 30, 2020
Selain Covid-19, 7 Wabah Ini Penyebab Kematian Terbesar!
Meski dunia saat ini sedang digemparkan oleh serangan wabah covid-19, tetapi hal ini bukanlah yang pertama dalam peradaban manusia. Setiap pandemi global tidak hanya menelan ratusan atau ribuan orang, melainkan hingga ratusan juta orang. Angka yang fantastis itu tentu menarik perhatian orang di seluruh dunia.
Lantas, apa saja wabah yang menyebabkan kematian terbesar sepanjang sejarah? Berikut 7 wabah penyebab kematian terbesar.
Wabah Black Death
Wabah yang terjadi dalam kurun waktu 1347—1353 ini menyebabkan 50-200 juta populasi dunia meninggal. Black Death selama 8 tahun ini dapat disebut wabah yang paling mematikan di dunia.
Istilah Black Death berasal dari bahasa Latin arta mortem yang berarti senk kematian. Sementara itu, dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai kematian kelam. Nama itu muncul dari gejala yang dialami penderita. Kulit mereka menghitam akibat jaringan yang mati. Biasanya kehitaman ini muncul di bagian tangan, jari kaki, atau ujung hidung.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yersinia yang terdapat dalam kutu tikus. Pertama kali wabah ini menyerang Eropa dan memusnahkan 60% penduduk benua itu. Kemudian meluas ke seluruh dunia melalui tikus-tikus yang menyebarkan lewat perjalanan seperti di kapal dan bandara. Wabah ini sangat mematikan sehingga hanya orang-orang dengan imun kuat yang dapat bertahan.
HIV/AIDS
Pandemi virus HIV/AIDS yang pertama kali muncul pada tahun 1976 awalnya diidentifikasi oleh Republik Kongo. Hingga sekarang, virus ini menjadi virus paling mematikan. Sejak awal 1981 wabah ini telah menewaskan lebih dari 36 juta jiwa.
Virus HIV berasal dari spesies simpanse yang kemudian menyebar ke manusia. Istilah AIDS kemudian muncul pada September 1982. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome dicetuskan oleh lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Hingga saat ini, sejumlah 19,5 juta orang hidup dengan mengidap penyakit ini.
Bahaya akan HIV/AIDS yang telah menginfeksi banyak orang di dunia akhirnya membuat masyarakat semakin sadar. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini dapat diobati dengan mengonsumsi obat antiretroviral. Hal itu membuat penderita merasa lebih baik.
Flu Spanyol
Wabah yang disebabkan oleh virus H1N1 ini merupakan salah satu pandemi terburuk sepanjang sejarah. Wabah ini mengakibatkan sepertiga populasi dunia, atau sekitar 50 juta orang meninggal dunia. Flu Spanyol mulai menyebar dari Amerika Serikat kemudian Afrika Barat dan Prancis sampai ke seluruh dunia. Sebagian korban wabah ini adalah anak muda dan orang dewasa.
Penyebab virus ini belum dapat ditentukan secara pasti. Apalagi dunia kedokteran saat itu belum maju seperti sekarang. Namun, para peneliti memprediksi penyebab wabah ini bukan berasal dari virus, melainkan bakteri. Adapun penelitian menunjukkan virus ini mirip dengan COVID-19 yang mana ketika wabah ini mulai menyebar, masyarakat diharuskan melakukan karantina, pembatasan sosial, dan rajin mencuci tangan.
Pandemi Flu Spanyol memicu pengembangan dunia kedokteran. Kesehatan masyarakat menjadi kunci utama agar dapat terhindar dari penyakit mematikan ini. Oleh karenanya, dunia medis saat ini terus melakukan penelitian guna tidak terjadinya wabah yang menimbulkan ancaman kematian tersebut.
Wabah Athena
Wabah yang menyerang kota para filsuf besar dunia ini terjadi pada tahun 430 sebelum Masehi. Saat itu tengah terjadi perang Peloponnesia. Banyak perkiraan tentang apa sebenarnya wabah ini. Ada yang berpendapat pandemi ini adalah wabah tifus, cacar, dan campak. Ada juga yang menganggap sebagai wabah pes.
Pandemi di Yunani ini mengakibatkan kematian sebanyak 30 ribu jiwa. Wabah ini banyak menyerang tokoh sipil, jenderal, negarawan, dan orang-orang berpengaruh di Athena. Bukan hanya di Athena, penyebaran wabah ini kemudian meluas sampai ke Sparta hingga Mediterania. Akibatnya, penduduk saat itu banyak mengungsi ke daerah lain.
Seorang sejarawan, Thucydides menceritakan pandemi ini berasal dari Ethiopia ke Mesir lalu menyerang Libya hingga akhirnya ke Yunani. Penyebaran yang begitu masif di Yunani, membuat wabah ini diberi nama wabah Athena.
Wabah Justinian
Wabah yang terjadi dalam kurindukan waktu tahun 540-542 Masehi ini muncul dan terus menyebar di tiga benua, yakni Asia, Eropa,dan Afrika. Wabah yang menewaskan jutaan orang di dunia ini disebabkan oleh bakteri yersinia pestis. Sama halnya dengan wabah black death, wabah Justinian juga sering disebut wabah pes karena memiliki penyebab yang sama.
Penyebaran wabah dilakukan oleh tikus-tikus yang dibawa oleh kapal-kapal dagang yang berlayar ke Mesir hingga seluruh dunia terjangkit. Diperkirakan wabah ini memakan korban 30-50 juta orang. Saat itu, masyarakat tidak tahu cara mengatasinya sehingga mereka hanya bisa menghindari penyebaran virus dengan cara tidak melakukan interaksi dengan orang yang sakit.
Entah bagaimana orang saat itu mampu bertahan hidup di tengah wabah. Pasalnya, penyakit mirip black death itu membuat jaringan yang terserang menjadi kekurangan darah. Mungkin hanya orang-orang dengan imunitas kuat yang dapat bertahan. Salah satu dari orang tersebut adalah Justinian, Sang Kaisar Bizantium.
Wabah Antonine
Wabah Antonine terjadi pada tahun 165 hingga 180 Masehi. Gejala awal wabah ini adalah diare, demam, batuk, tenggorokan kering, dan memiliki populasi merah. Mereka yang terjangkit dapat didirikan secara fisik kulitnya memiliki populasi merah dan hitam hingga akhirnya menjadi keropeng. Wabah ini menyebar hingga ke seluruh Kekaisaran Romawi.
Diperkirakan penyakit ini mirip seperti cacar. Sebab, mereka yang sembuh dari wabah ini memiliki kekebalan tubuh. Sebuah legenda menyebutkan wabah ini terjadi karena seorang prajurit Romawi tidak sengaja membuka petir emas di Kuil Apollo. Kejadian itu dianalogikan dengan membebaskan wabah terkutuk yang mengakibatkan para dewa marah. Akhirnya terjadilah pandemi wabah Antonine. Wabah ini diberi nama Antonine setelah Marcus Aurelius Antoninus meninggal karenanya.
Pandemi Kolera
Awalnya, wabah Kolera berasal dari Delta Sungai Gangga, India yang mulai menyebar pada tahun 1817. Menurut catatan WHO, pandemi Kolera ini terjadi sepanjang abad 19. Penyakit ini cepat menyebar dari India, Myanmar, dan Sri Lanka. Penyebab kolera berasal dari beras yang terkontaminasi.
Pada tahun 1820, Kolera menyebar ke pulau Jawa dan menewaskan 100.000 orang. Penyebaran terus terjadi melalui orang-orang yang terinfeksi saat berada di kapal dagang. Sampai ke luar Asia, penyakit ini dibawa oleh orang-orang Inggris yang terinfeksi saat melakukan perjalanan ke India.
Pandemi ini berakhir setelah enam tahun menjangkit. Saat itu tahun 1823-1824 terjadi musim dingin yang sangat marah. Kemungkinan kondisi itulah bakteri yang hidup di air seluruhnya mati. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, pandemi ini kembali membunuh jutaan orang di dunia. Bahkan, organisasi kesehatan dunia, WHO menyebutkan kolera sebagai pandemi terpanjang di dunia.
Serangkaian pandemi mengerikan sepanjang sejarah tentu tidak ingin kembali terulang di masa depan. Sementara itu di masa sekarang, para peneliti masih gencar menemukan vaksin covid-19 yang tepat. Meskipun saat ini pertambahan kasus positif Corona semakin bertambah, tetapi isolasi mandiri menjadi hal yang paling baik dilakukan. Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!