Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan?
Admin September 17, 2020
Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan?
Di zaman sekarang ternyata masih terdapat asumsi masyarakat tidak perlunya perempuan berpendidikan tinggi. Bak zaman sebelum era Kartini, perempuan hanya dipandang lemah dan cenderung menjadi budak. Akan tetapi, setelah disuarakannya pendidikan bagi perempuan, bukan berarti perempuan akan menjadi dominan bahkan melampaui lelaki. Lahirnya buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” membawa inspirasi bagi perempuan pada zaman itu untuk melanjutkan pendidikan.
Agar tak terjadi kekuasaan yang lebih dominan pada perempuan, pentingnya pendidikan seperti ini haruslah dipandang secara benar. Terdapat hal-hal yang harus kamu ketahui saat memilih menempuh pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
- Setiap Orang Berhak Mendapat Pendidikan ↓
- Mengurangi Angka Kematian Ibu Melahirkan ↓
- Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial ↓
- Mengurangi Angka Perkawinan Anak ↓
- Menurunkan Laju Pertumbuhan Penduduk ↓
- Mengurangi Malnutrisi ↓
- Meningkatkan Partisipasi Politik ↓
- Mengurangi Angka KDRT dan Pelecehan Seksual ↓
1. Setiap Orang Berhak Mendapat Pendidikan
Sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pada pasal 30 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Nah, adanya dasar hukum tersebut, berarti tidak boleh ada yang membedakan pendidikan bagi laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, setiap perempuan berhak menempuh pendidikan setara dengan laki-laki.
Akan tetapi, stigma dalam masyarakat masih belum berubah. Slogan bahwa perempuan akan berakhir di sumur, dapur, dan kasur, masih banyak beredar. Artinya, setiap perempuan yang berpendidikan tinggi pun akan berujung pada mengurus rumah tangga. Padahal, pendidikan bagi setiap orang itu sangat penting. Pun bagi perempuan karena perempuanlah yang akan mendidik generasi bangsa.
2. Mengurangi Angka Kematian Ibu Melahirkan
Saat perempuan telah memperoleh pendidikan yang layak, bahkan sampai perguruan tinggi, pengetahuannya semakin luas. Tak hanya itu, ia sudah mampu mengembangkan dirinya dan tumbuh menjadi wanita mandiri. Dalam dunia karir hingga memasuki masa dewasa dimana dirinya harus menikah, ia dipandang sudah siap.
Pengetahuan pranikah dari seorang perempuan berpendidikan akan lebih banyak dibandingkan mereka yang kurang berpendidikan. Dengan begitu, hal ini berakibat perempuan tersebut bisa mengurangi angka kematian ibu melahirkan. Sebab, dari fisik, mental, dan ilmu pengetahuan seluruhnya dirasa cukup sehingga menghindari terjadinya kematian saat melahirkan.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Saat ini memang kesetaraan gender sudah mulai terbangun. Jumlah perempuan yang berpendidikan pun mulai mendominasi. Mereka kebanyakan mempunyai tujuan menjadi wanita karir yang mampu menghasilkan pendapatan sendiri. Dari idealisme tersebut memacu tingkat kesejahteraan ekonomi yang lebih tinggi.
Sumber informasi menyebutkan meskipun dalam dunia kerja angka perempuan berpendidikan cenderung menurun, tetapi sebenarnya sejumlah dari mereka telah berkontribusi banyak dalam bidang ekonomi dan sosial. Misalnya saja saat masih duduk di bangku perkuliahan, aktivitas sosial yang membantu masyarakat banyak digiatkan.
4. Mengurangi Angka Perkawinan Anak
Berdasarkan data BPS pada 2018 melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) disebutkan bahwa angka perkawinan anak di Indonesia mencapai 1,2 juta kejadian. Angka yang cukup besar ini menempati peringkat kedua se-Asia Tenggara. Hal ini berarti angka perkawinan anak di Indonesia tergolong sangat tinggi dibandingkan negara lainnya.
Perkawinan anak sendiri berarti perkawinan yang dilakukan oleh warga negara usia dibawah 18 tahun. Padahal, disyaratkan dalam Undang-undang, anak usia dibawah 18 tahun belum memiliki surat izin untuk menikah. Sebab, usia tersebut dirasa belum cukup matang dalam menghadapi urusan rumah tangga. Terutama bagi perempuan, jika mereka berhenti bersekolah, mereka akan cenderung lebih cepat menikah dari usia pada umumnya.
Saat seorang perempuan berpendidikan tinggi, ia akan menunda untuk menikah. Ketika jalannya studi, ia cenderung berfokus pada cita-citanya dahulu. Sebab, banyak bidang kerja yang memberikan syarat untuk para calon pelamar kerja agar tidak menikah pada kurun waktu tertentu. Nah, pentingnya perempuan berpendidikan di sini bisa menurunkan angka perkawinan anak.
5. Menurunkan Laju Pertumbuhan Penduduk
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, apabila perempuan berpendidikan dan bekerja, mereka tidak akan menikah pada kurun waktu tertentu. Alhasil, angka kelahiran bayi akan berkurang. Dalam jangka panjang, laju pertumbuhan penduduk pun menurun. Masalah kependudukan seperti ini memang sedang ditekan oleh pemerintah misalnya dengan anjuran Keluarga Berencana (KB).
Dengan banyaknya perempuan berpendidikan, kemungkinan besar laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan. Selain jumlah penduduk tidak terjadi peningkatan signifikan, Indonesia juga memperoleh sumber daya manusia yang mumpuni. Banyaknya perempuan berpendidikan akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.
6. Mengurangi Malnutrisi
Perempuan berpendidikan tinggi pasti memiliki pengetahuan yang lebih banyak. Mereka yang telah mengenal dunia universitas banyak memakan kegiatan yang bisa meningkatkan skill dan pengetahuan. Nah, ilmu-ilmu kehidupan seperti itulah yang dibutuhkan sebagai modal dalam berumah tangga. Tugas memasak sebagai ibu seharusnya sudah dikuasai.
Tidak hanya sekedar memasak, tetapi juga mengerti nutrisi apa yang dibutuhkan sang anak. Dengan begitu, keluarga tidak akan terserang malnutrisi. Malnutrisi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi. Biasanya karena nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak dipenuhi oleh makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, peran ibu sebagai penyedia dan pengelola makanan sangat penting bagi keluarga bukan?
7. Meningkatkan Partisipasi Politik
Setiap periode pemilihan umum (pemilu) terkadang memberi dampak menurunnya angka partisipasi politik. Sejumlah masyarakat memilih golput atau tidak menentukan pilihan mereka. Hal ini terjadi bisa karena kurangnya respect terhadap paslon ataupun karena tidak adanya sosialisasi dengan baik. Jika demikian terjadi, tak hanya menjadi PR bagi tim sukses, tetapi juga kesadaran setiap warga negara yang harus dimunculkan.
Kesadaran ini bermula dari pengetahuan seseorang. Sebab, seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya suatu hal atau kegiatan, ia cenderung tidak akan mengabaikan kegiatan tersebut. Jelas jika perempuan yang berpendidikan dapat meningkatkan partisipasi politik. Bahkan, saat ini sudah banyak perempuan lulusan sarjana yang mulai merambah ke dunia perpolitikan, seperti mengikuti partai politik sampai dengan menjadi pengamat politik.
8. Mengurangi Angka KDRT dan Pelecehan Seksual
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) nyatanya masih marak terjadi. Entah karena tingkat kedewasaan yang masih kurang, atau karena satu hal lain yang bersifat pribadi. KDRT bisa dilakukan oleh suami ataupun istri. Akan tetapi, sebagian besar memang dilakukan oleh suami. Ia dengan tega menghardik istrinya baik karena satu masalah ataupun karena kesengajaan.
Tidak menutup kemungkinan KDRT juga dilakukan oleh istri. Hal ini bisa karena dirinya merasa lebih tinggi dan merendahkan suami, atau karena suami yang tak berpenghasilan, dan pemicu lainnya. Saat perempuan berpendidikan berumah tangga, ia akan menjadi seorang istri berpengetahuan dan mampu membedakan mana yang terbaik untuk keluarganya. Dengan begitu, kondisi seperti ini dapat mengurangi angka KDRT.
Selain itu, bisa juga mengurangi angka pelecehan seksual. Dengan pendidikan, seorang perempuan mampu menjaga dirinya dan mempunyai kontrol diri. Meskipun pelecehan seksual biasanya terjadi karena “kesempatan”, tetapi seseorang yang berpendidikan selalu mempunyai perlindungan diri yang lebih kuat. Terutama bagi perempuan yang berpendidikan, dirinya telah mampu untuk menjaga harga diri.
Ternyata, sejumlah manfaat tersebut didapatkan ketika dalam satu masyarakat banyak perempuan berpendidikan. Tak hanya menguatkan dari segi ekonomi yang berprofesi sebagai wanita karier, tetapi juga mendukung lahirnya generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter. Menempuh pendidikan itu wajib, jadi jangan pernah membatasi perempuan saat akan melanjutkan pendidikan. Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!